Kalau kamu berpikir kuliah di sekolah teologi itu cuma soal belajar doktrin dan hafalan ayat, kamu perlu kenalan dulu sama para dosen dan pemimpin rohani di balik STT Imanuel Ministry El Shadday (STT IMES). Mereka bukan hanya pengajar biasa—mereka adalah mentor spiritual, motivator, bahkan “teman ngobrol” di kala galau rohani melanda. Yuk, kita kulik siapa saja sosok luar biasa yang bikin kampus ini beda dari yang lain!
✨ Kenapa Profil Dosen & Pemimpin Rohani Itu Penting?
Mungkin kamu bertanya-tanya: “Emang penting ya tahu siapa dosennya?” Jawabannya: penting banget! Karena selain kurikulum, manusia di balik kampus ini yang membentuk atmosfer belajar yang menyala-nyala secara rohani (dan kadang emosional juga, pas ujian 🙃).
Menurut Pdt. Martha Elisabeth, M.Th., dosen sekaligus pembimbing rohani di STT IMES:
“Misi kami bukan cuma menghasilkan lulusan pintar, tapi juga pribadi yang berdampak dalam pelayanan.”
Nah, kalau begitu, mari kita kenalan satu-satu!
👨🏫 Para Dosen: Kombinasi Teologi, Teknologi, dan Kecintaan pada Jemaat
Pdt. Dr. Andreas Sitompul – Sang Intelektual dengan Jiwa Pastoral
Beliau adalah dosen tetap di bidang Dogmatika dan Etika Kristen. Tapi jangan salah, meskipun ilmunya tinggi langit, gaya ngajarnya tetap membumi.
“Kalau mahasiswa nggak ngerti, berarti saya yang harus belajar cara ngajarnya,” kata beliau dengan rendah hati.
Fun fact: Beliau juga mengelola vlog “Teologi Nggak Ribet” yang viral di kalangan anak muda gereja!
Ev. Monica Simamora, M.Div – Ahli Misi dengan Energi 1000 Watt
Monica ini tipe dosen yang kalau ngajar kayak lagi KKR. Suaranya semangat, isi materinya menyala, dan selalu berhasil bikin mahasiswa terpacu untuk pelayanan.
Dia pernah melayani lintas pulau, dari Papua sampai NTT, dan pengalaman lapangannya selalu jadi cerita seru di kelas.
“Pelayanan bukan hanya soal panggung, tapi soal hadir di tengah penderitaan umat,” katanya sambil senyum tulus.
Pdt. Yoel Tarigan, M.Th – Guru Liturgi yang Juga Musisi Rohani
Beliau bisa memimpin ibadah dengan hikmat, lalu tiba-tiba main keyboard sambil nyanyi pujian. Campuran dosen dan worship leader ini bikin mata mahasiswa melek terus di kelas jam 7 pagi!
Dia juga terlibat dalam tim musik kampus dan melatih mahasiswa membuat liturgi kontekstual.
“Ibadah yang hidup datang dari hati yang memahami maknanya, bukan cuma hafal formatnya,” jelas beliau.
🙌 Pemimpin Rohani Kampus: Pelayanan yang Bukan Cuma Formalitas
Kalau di kampus umum ada dosen wali, di STT IMES ada mentor rohani. Mereka bukan hanya membimbing tugas, tapi juga jadi pendamping saat mahasiswa lagi “kering rohani” atau butuh pendoa.
Pdt. Debora Manurung – Ibu Rohani yang Selalu Siap Mendoakan
Bayangkan kalau kamu lagi down, terus ada sosok yang selalu bilang, “Ayo kita doakan bareng, Tuhan pasti buka jalan.” Itulah Bu Debora.
Beliau bukan cuma mendoakan mahasiswa secara pribadi, tapi juga memimpin chapel service mingguan yang penuh pengurapan.
“Mahasiswa bisa stres, lelah, dan ragu. Tapi lewat Firman Tuhan, mereka bangkit lagi,” katanya dengan lembut.
Ev. Bastian Lase – Konselor Rohani yang Punya Latar Belakang Psikologi
Satu hal yang unik dari STT IMES adalah adanya pendekatan pelayanan yang holistik. Ev. Bastian adalah salah satu mentor yang menggabungkan ilmu psikologi dan pelayanan pastoral.
“Kita tidak bisa layani orang lain jika luka batin kita belum selesai,” tegasnya.
Sesi bimbingannya seringkali jadi momen healing buat banyak mahasiswa.
💡 Pendekatan Pengajaran di STT IMES: Praktis dan Relevan
Belajar Teologi yang Relate Sama Kehidupan Nyata
Para dosen di STT Imanuel Ministry El Shadday dikenal menggunakan pendekatan contextual theology—artinya, teologi yang nyambung dengan masalah zaman sekarang: media sosial, ketidakadilan sosial, sampai isu kesehatan mental.
“Tuhan hadir bahkan di dunia digital. Kita harus bisa menjadi terang bahkan di TikTok,” ujar Pdt. Andreas sambil tertawa.
Kelas Diskusi dan Simulasi Pelayanan Lapangan
Kegiatan belajar bukan cuma duduk di kelas dan dengerin dosen ngoceh. Di sini, mahasiswa aktif diskusi, praktek kotbah, bahkan simulasi kunjungan rumah sakit dan ibadah pemakaman.
“Kita bentuk pelayan yang siap di medan, bukan cuma di mimbar,” kata Monica.
📱 Integrasi Teknologi dan Pelayanan: STT IMES di Era Digital
STT IMES juga punya visi untuk membentuk hamba Tuhan yang melek teknologi. Dari kelas Zoom interaktif, tugas vlog pelayanan, sampai kelas hybrid dengan mahasiswa luar negeri—semuanya dibimbing langsung oleh dosen yang adaptif dan keren.
Ev. Monica sempat bilang:
“Kita nggak boleh takut dengan teknologi, karena itu juga alat untuk Kerajaan Allah.”
🎓 Alumni Bicara: Dosen dan Pemimpin Rohani yang Mengubah Hidup
Kita semua tahu, testimoni adalah promosi terbaik. Dan ini dia suara-suara alumni yang sudah merasakan dampak langsung dari para pembimbing rohaninya di kampus ini.
Andhika Tobing, Lulusan 2021 – Sekarang Jadi Gembala Jemaat
“Saya dulu hampir keluar kampus karena tekanan. Tapi karena Bu Debora dan Ev. Bastian terus dampingi saya secara rohani, saya bisa lulus dan sekarang pimpin jemaat kecil di Yogyakarta.”
Maria Siregar, Lulusan 2022 – Pelayan Anak & Content Creator
“Pdt. Yoel ngajarin saya bukan cuma tentang ibadah, tapi juga bagaimana memimpin anak muda dengan kreatif. Sekarang saya bikin konten edukasi rohani buat remaja di Instagram!”
📌 Penutup: Di Balik Nama Besar, Ada Sosok Luar Biasa
STT Imanuel Ministry El Shadday bukan sekadar tempat belajar teologi. Ia adalah komunitas tempat mahasiswa bertumbuh secara spiritual dan mental, berkat kontribusi luar biasa dari dosen dan pemimpin rohaninya.
Dengan semangat pelayanan yang tulus, kemampuan mengajar yang adaptif, dan hati yang penuh kasih, para pembimbing di balik STT IMES telah membentuk generasi hamba Tuhan yang relevan, siap pakai, dan tetap rendah hati.
“Karakter bukan dibentuk dari teori, tapi dari keteladanan,” – Pdt. Andreas Sitompul
Kalau kamu lagi cari tempat kuliah teologi yang serius tapi tetap fun, tempat belajar tapi juga tempat pulih, maka STT IMES bisa jadi jawabannya.